SH Terate Cabang Ponorogo.   TERDEPAN MEMBANGUN PERSAUDARAAN   "Selamat kepada Mas Agus Cahyono dari Ranting Badegan atas terpilihnya sebagai Komandan Pamter SH Terate Cabang Ponorogo. Semoga amanah dalam menjalankan tugas dan senantiasa membawa nama baik organisasi."

Fotografer Asal Prancis Mendapat “Wangsit”, Tertarik Pelajari Pencak Silat SH Terate di Ponorogo

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

SHTERATEPONOROGO.OR.ID: Seorang fotografer asal Prancis, David Haefflinger, tengah menjalani perjalanan artistik dan spiritual melalui proyek fotografi bertajuk “Wangsit: The Revelations of Java”. Ia memilih Ponorogo sebagai salah satu titik utama penjelajahannya, dan meyakini bahwa kota ini merupakan gerbang kultural penting dalam memahami budaya Jawa.

Didampingi oleh Mas Wisnu H.P., anggota SH Terate teman dekat David, pria berkebangsaan Prancis ini mulai menapaki tapak-tapak warisan budaya lokal. Ketertarikannya bermula dari kekaguman terhadap tarian Reog dan seni bela diri pencak silat, khususnya SH Terate yang berakar kuat di Ponorogo.

“David membuka obrolan pertamanya dengan kata ‘wangsit’, padahal dia orang Eropa. Dia merasa seperti ada panggilan hati, energi yang membawanya datang ke Jawa,” ungkap Mas Wisnu.

Ia juga menuturkan, bahwa David telah melakukan riset budaya di beberapa daerah sebelum akhirnya memutuskan datang ke Ponorogo.

Mas Wisnu berharap karya-karya David dapat sukses secara internasional dan mendorong lebih banyak perhatian terhadap budaya Jawa, khususnya pencak silat.

“Siapa tahu nanti dia kembali ke sini bukan hanya untuk belajar SH Terate, tapi juga menemukan jodohnya di Ponorogo,” tuturnya berseloroh.

Dalam perjalanannya, David dikenalkan dengan Kang Mas Moh. Komarudin, S.Ag., M.Si., Ketua SH Terate Cabang Ponorogo. Di halaman rumah Kang Mas Komarudin, David menyaksikan langsung latihan pencak silat SH Terate. Pertemuan ini menjadi momen penting yang menumbuhkan keinginannya untuk tidak hanya mendokumentasikan, tetapi juga belajar memahami filosofi SH Terate.

“Malam ini, saya mulai belajar teori-teori SH Terate dari Mas Komar sendiri. Saya ingin memahami filosofi dan estetikanya, karena itu bagian penting dari budaya ini,” ujar David usai menyaksikan latihan.

Kang Mas Komarudin menyambut baik niat tersebut. “Sudah dua kali David ke sini, dan saya sangat mengapresiasi niatnya. Kalau nanti dia kembali ke Indonesia, saya harap bisa berlatih di sini. Bahkan ia bilang ingin belajar di rumah saya langsung,” ujarnya dengan semangat.

Kedekatan ini tidak hanya menunjukkan keterbukaan SH Terate terhadap pelajar asing, tetapi juga menjadi bukti bahwa budaya Ponorogo masih hidup dan menginspirasi lintas bangsa.

“Saya berterima kasih atas kunjungannya ke rumah. Semoga silaturahmi ini membawa manfaat, dan semoga niat David bisa terlaksana,” tambah Kang Mas Komarudin.

Dengan kameranya, David tak hanya mengabadikan gambar, tapi juga jejak spiritualitas, nilai estetika, dan makna mendalam dari budaya Jawa yang terwujud dalam gerak, suara, dan jiwa masyarakat Ponorogo. Wangsit, baginya, bukan sekadar tema, tapi pengalaman personal yang menuntunnya menyelami jantung kebudayaan Jawa. (Humas)