SH Terate Cabang Ponorogo.   TERDEPAN MEMBANGUN PERSAUDARAAN   "Selamat kepada Mas Agus Cahyono dari Ranting Badegan atas terpilihnya sebagai Komandan Pamter SH Terate Cabang Ponorogo. Semoga amanah dalam menjalankan tugas dan senantiasa membawa nama baik organisasi."

Dari SH Terate ke Medan Pengabdian: Kang Mas Serma Sudarsono Menebar Manfaat Lewat Budidaya Lele

Bagikan

Facebook
Twitter
WhatsApp

SHTERATEPONOROGO.OR.ID: Sosok Kang Mas Serma Sudarsono bukan hanya dikenal sebagai prajurit yang disiplin di jajaran Koramil 0802/01 Ponorogo, tetapi juga sebagai teladan pengabdian masyarakat melalui budidaya ikan lele. Dengan latar belakang sebagai warga Persaudaraan Setia Hati Terate (SH Terate), nilai-nilai persaudaraan, keikhlasan, dan gotong royong ia terjemahkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Kisahnya dimulai pada tahun 1998, saat Kang Mas Sudarsono masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Awalnya, ia tertarik bergabung dalam latihan pencak silat SH Terate hanya untuk mencari teman. Namun seiring waktu, ia justru menemukan jati diri dan nilai-nilai luhur yang membentuk karakter dan prinsip hidupnya.

Ia resmi disahkan menjadi warga SH Terate pada tahun 1999, di Rayon Singosaren, Komisariat Pasarpon, Cabang Ponorogo.

“Makna dari SH Terate bagi saya sangat dalam. Kami diajarkan untuk terus meningkatkan kualitas hidup dalam bermasyarakat. Dan sebagai anggota TNI, saya merasa memiliki kewajiban untuk benar-benar mengabdi dan mengayomi masyarakat,” ujarnya.

Kang Mas Sudarsono saat memberi makan ikan lele miliknya di Desa Serag, Kecamatan Pulung, Ponorogo, di sela tugasnya sebagai anggota TNI.

Wujud dari pengabdian itu terlihat dalam keseriusannya mengembangkan budidaya ikan lele. Berawal dari ketertarikan pada sumber daya alam di sekeliling rumahnya yang mengalir terus-menerus, ia mulai belajar dan bertanya kepada warga sekitar yang lebih dulu membudidayakan lele dalam skala kecil.

“Saya awalnya bertanya-tanya pada warga setempat yang juga budidaya lele skala kecil. Dari situ saya mulai belajar pelan-pelan, dari tebar benih sampai panen,” tuturnya.

Aktivitas itu ia lakukan setiap hari, sebelum dan sepulang dinas. Pagi memberi pakan ikan, lalu berangkat tugas sebagai Bati Bakti TNI. Sore hari, ia kembali ke kolam. Perlahan namun pasti, usahanya berkembang. Kini, ia telah memiliki 48 kolam aktif dan membuka lapangan kerja bagi warga sekitar.

“Dulu saya sempat kesulitan mengatur waktu antara dinas dan kolam, tapi seiring berjalan waktu, semuanya bisa diatasi. Alhamdulillah sekarang sudah ada yang membantu. Respon masyarakat juga sangat baik, karena selain tidak mengganggu aktivitas warga, justru bisa membuka lapangan kerja,” jelasnya.

Dengan tetap mengenakan seragam loreng, Kang Mas Sudarsono meninjau kolam lele yang kini berjumlah 48 unit.

Menurutnya, semangat dari SH Terate juga mendorongnya untuk terus berbagi ilmu dan pengalaman kepada masyarakat, terutama generasi muda. Ia percaya bahwa kerja keras, ketekunan, dan solidaritas akan membawa dampak positif yang luas.

“Pesan saya kepada warga SH Terate dan generasi muda: jangan malu untuk memulai dari hal kecil. Karena dari yang kecil itu, kalau kita tekuni, bisa jadi besar dan bermanfaat bagi banyak orang,” pungkasnya.

Kini, selain menjalankan tugas negara, Kang Mas Serma Sudarsono terus berupaya membangkitkan ekonomi masyarakat melalui edukasi budidaya lele yang terbukti mudah dikelola dan memiliki pasar yang luas.

Sosoknya menjadi bukti nyata bahwa nilai-nilai SH Terate tidak hanya hidup di gelanggang, tetapi juga tumbuh di tengah masyarakat melalui karya dan pengabdian. (Humas)